Selasa, 03 Oktober 2017

TUGAS INDIVIDU
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
“MENINGKATKAN MUTU BERMEDIA DENGAN PEMBELAJARAN TIK”



DOSEN PENGAJAR :
DRS HERU  PUJI WINARSO M.SI
Di Susun Oleh :
Putri Intan Sari ( 1610112220019 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
JURUSAN ILMU  PENGETAHUAN  SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2017



MENINGKATKAN MUTU BERMEDIA DENGAN PEMBELAJARAN TIK
            Diera globalisasi ini sangat disayangkan jika masih ada individu yang tidak mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara optimal dan bijak, karena teknologi pada zaman ini sudah sangat mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran serta menjadi tempat berbagai informasi yang dapat diakses kapanpun, dimanapun, dan bahkan oleh siapapun.
            Teknologi sekarang membuat para pelajar-pelajar lebih efektif dalam hal pembelajaran, dan mampu memangkas waktu untuk sekedar mencari bahan bacaan,  namun kadang masih ada terdapat informasi-informasi yang belum tentu kebenarannya dan dijadikan sebagian oknum untuk mendapatkan keuntungan dengan melakukan  penipuan dan penjerumusan dimedia sosial.
            Agar tidak terjerumus kedalam sisi negative media sosial maka diperlukan kecerdasan dalam bermedia ,dan bagaimana cerdas bermedia ini terdapat pada materi  Mata Kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dipelajari oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Lambung Mangkurat.
Pada mata kuliah ini individu akan diberi wawasan mengenai pembekalan diri terhadap pesan-pesan / informasi di media agar dapat menggunakan teknologi secara bijak karena pesan-pesan di berbagai media sosial sangat rentan direkonstruksi oleh berbagai pihak yang tidak bertanggung jawab.
Media dalam prespektif pendidikan merupakan instrumen yang sangat strategis dalam ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab keberadaannya secara langsung dapat memberikan dinamika tersendiri terhadap peserta didik.
Kata media pembelajaran berasal dari bahasa latin ”medius” yang secara harfiah berarti ”tengah”, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengaja cenderung diartikan alat-alat grafis, photografis, atau elektronis, untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal termasuk internet.
Internet merupakan salah satu instrumen dalam era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang dan pada gilirannya akan memberikan pengaruh dalam keseluruhan perilakunya lewat berbagai situs, media sosial dls.
Dalam kaitan ini, setiap orang atau bangsa yang ingin lestari dalam menghadapi tantangan global agar tidak terjerumus kedalam hal-hal negative , perlu meningkatkan kualitas dirinya untuk beradaptasi dengan tuntutan yang berkembang. Untuk itulah mata pelajaran TIK sangat berperan penting sebagai proteksi diri dengan mengembangkan konsep  “Cerdas Bermedia” dengan unsur Berfikir kritis dan Cerdas terhadap semua informasi yang diterima di internet.
Karena kemajuan TIK sangat berperan untuk kemajuan bangsa jika TIK tersebut tepat guna untuk mengejar ketertinggalan didalam dunia pendidikan maupun kualitas sumber daya manusia khususnya SDM di Indonesia yang masih tertinggal dari bangsa-bangsa lainnya.
Penerapan dan pengembangan mata pelajaran TIK di sekolah-sekolah ataupun kampus khususnya di ULM pada prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah salah satu langkah yang sangat strategis untuk menyongsong masa depan pendidikan. Materi TIK bukan hanya untuk melek media melainkan juga untuk meningkatkan upaya akses dan mutu pendidikann Dengan begitu, mahasiswa-mahasiswa memiliki bekal berupa potensi untuk belajar sepanjang hayat serta mampu memfilter informasi diberbagai media sosial dengan TIK.









DAFTAR REFRENSI

Azhar Arsyad, Media Pengajaran Jakarta:RajaGrafindo Persada, 1997
Dahlan Abdullah,  Potensi Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran Di Kelas,  pdfs.semanticschoolar.org . Diakses Pada jum’at 29 September 2017 22.25 PM
Etin Indrayani, Pengelolaan Sistem Informasi Akademik Perguruan Tinggi Berbasis │ ISSN 1412-565X, Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12 No. 1, Jurnal.upi.edu Diakses pada jum’at 29 September 2017 22.50 PM
http://ksp.go.id/mengajak-anak-muda-bijak-dan-cerdas-bermedia-sosial/  Diakses Pada 29 September 2017 23.00 PM

http://www.mirifica.net/2017/06/15/bermedia-sosial-dengan-cerdas-dan-bijak/ Diakses Pada 29 September 2017 23.15 PM

23 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Sebaiknya kita menjadi bijak dalam hal bermedia sosial ditengah isu radikalisme yang menerpa indonesia. diharapkan pembelajaran TIK mampu membuat kita menjadi cerdas dalam hal bermedia

    BalasHapus
    Balasan
    1. menjadi bijak merupakan pilihan seseorang. dengan mempelajari TIK saya rasa akan lebih memahami betapa pentingnya cerdas dalam hal bermedia . terimakasih untuk komentarnya kak :)

      Hapus
  3. Apakah harus ada pembatasan dalam hal bermedia sosial?

    BalasHapus
  4. pembatasan dalam hal bermedia sangat perlu karena mengeluarkan pendapat yang terlalu berlebih akan terkesan terlalu anarkis :v selain itu diperlukan juga etika dalam hal penyampaian pendapat jangan sampai mengeluarkan pendapat atau komen2 dimedsos dengan kata2 atau konten yang dilarang didalam UU. terimakasih untuk pertanyaanya mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas penjelasannya semoga blog nya bertahan dan sering update

      Hapus
  5. refrensinya mantap banyak haha keep it up

    BalasHapus
  6. Cara bijak menggunakan internet seperti apa contohnya?

    BalasHapus
  7. Media literacy atau cerdas bermedia yaitu dengan memenuhi unsur berpikir kritis dalam artian pandai memilah memilih mana informasi yang benar dan mana yang Hoax, menggunakan bahasa yang baik saat berkomunikasi di sosial media, tidak menyebarkan informasi yang belum tentu kebenaranya dan jangan mengumbar atau mempublikasikan seauatu yang berbau pribadi :v haha bisa dipahami? itulah contoh kecilnya. Terimakasih atas pertanyaannya

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Kata anda dalam tulisan di atas TIK penting dalam pendidikan. Tp mengapa dalam penerapan k13 mata pelajaran TIK di hapuskan..? Trimakasih atas jwbnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. 6 Alasan Mata Pelajaran TIK di hapus
      28 Balasan
      1. Sumber kemorosotan moral

      Keberadaaan peralatan komputer yang dipakai siswa disinyalir menjadi salah satu pemicu berbagai kasus moral yang mengemuka di media masa akhir-akhir ini, seperti perustiwa tawuran pelajar, merebaknya seks bebas dan kecanduan game online.

      2. Tenaga pengajar yang tidak kompeten secara akademis

      Sudah menjadi rahasia umum bahwa guru TIK datang dari berbagai latar belakang pendidikan akademis. Ada yang lulusan SLTA, atau Dploma, SE, SH, bahkan sarjana pertanian atau kimia.

      Selain ini tidak adanya perguruan tinggi jurusan pendidikan TIK membuat mata pelajaran ini menjadi mata pelajaran tidak memiliki satupun lulusan memenuhi standar kelulusan akademis.

      3.Sulit menyusun kurikulum yang tepat

      Kurikulum mata pelajaran TIK memang selalu menjadi polemik dikalangan pendidik. Perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat sulit untuk menyusun kurikulum TIK yang dapat dipakai untuk jangka waktu lama.

      4. Dapat dipelajari secara otodidak

      Sulit dibantah bahwa rata-rata siswa mendapat pengetahuan dan keteranpilan TI justru di luar sekolah, misalnya di rumah, warnet membeli buku dsb.

      5. Penyederhanaan Kurikulum

      Salah satu konsekwensi dari penyederhanaan kurikulum adalah pengurangan jumlah Mata Pelajaran dan TIK dianggap tepat untuk dihapus dari kurikulum

      6. Penguatan TI pada/ke pelajaran lain

      Dengan masih banyaknya guru yang gagap teknologi, khususnya guru mata pelajaran selain TIK, penghapusan mata pelajaran TIK menjadi sinyal kuat bahwa guru mata pelajaran apapun harus menguasai dan memanfaatkan TI dalam kegiatan pembelajaraanya.

      Jadi anggapan bahwa penerapan TI hanya untuk mata pelajaran dan guru TIK saja otomatis hilang
      Dikutip dari : https://adhiwirawan.wordpress.com/2013/03/23/6-alasan-mata-pelajaran-tik-di-hapus/

      Hapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  11. GOOD... harap update terus ya blog

    BalasHapus