HASIL BELAJAR YANG JARANG TERUKUR
PADA ASPEK INTELEKTUAL DAN KOGNITIF
A. Aspek Keterampilan Intelektual
Dalam proses belajar mengajar yang
menekankan konstruksi pengetahuan, kegiatan utama yang berlangsung adalah
berpikir atau mengembangkan keterampilan intelektual. Karena itu
pengorganisasian materi pembelajaran dilakukan dengan menggunakan keterampilan
intelektual untuk mengembangkan suatu eksplanasi.
Keterampilan intelektual adalah
kemampuan menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah. Dalam proses
pembelajaran, pengetahuan bersumber dari materi subyek. Elaborasi terhadap
materi subyek dilakukan menurut aturan intelektual yang elemennya adalah
keterampilan intelektual (Siregar, 1998 dalam Farida, 2009).
Keterampilan intelektual dapat menunjukkan
bagaimana guru mengorganisasikan materi subyek secara logis. Pengorganisasian
materi subyek dilaksanakan berdasarkan jenis-jenis tindakan wacana yang
dilakukan guru selama proses pembelajaran
Gagne mengatakan (dalam Slameto,
2003), “kemampuan intelektual adalah manusia mengadakan interaksi dengan dunia
luar dengan menggunakan simbol–simbol”. Kemampuan belajar cara inilah yang
disebut “kemampuan intelektual”, misalnya membedakan huruf m dan n, menyebut
tanaman yang sejenis.
B. Strategi Kognitif
Strategi kognitif (Gagne, 1974)
adalah kemampuan internal seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah, dan
mengambil keputusan.5 Kemampuan strategi kognitif menyebabkan proses berpikir
unik di dalam menganalisis, memecahkan masalah, dan di dalam mengambil
keputusan.
Kemampuan dan keunikan berpikir
tersebut sebagai executive control, atau disebut dengan control tingkat tinggi,
yaitu analisis yang tajam, tepat dan akurat. Hal ini dapat kita lihat dalam
kehidupan dunia politik Indonesia kini, mereka yang memiliki kemampuan kognisi
yang tinggi akan sangat mudah memecahkan masalah akan tetapi begitu mudah pula
membalik fakta, konsep, dan prinsip atas kepentingan politik yang mereka
dukung, demikian 5 ‘Ibid hlm. 5. 16 sebaliknya kemampuan kognisi rendah mereka
tiada pernah mengambil terobosan hanya pak turut saja.
C. Hasil Belajar Yang Jarang Terukur Pada
Kemampuan Intelektual Dan Strategi Kognitif Bidang Akademik
Konsep belajar mengajar yang
dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya
itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses
belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui
kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar
Oleh karena itu hasil belajar yang
dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah
ia menerima perlakukan dari pengajar (guru),
seperti yang dikemukakan oleh Sudjana..
Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya
(Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana
membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan,
(2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22).
Dari pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan
keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan
oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan
sehari-hari.
Namun
ada sebagian aspek pada hasil belajar yang jarang diukur oleh para guru untuk
dijadikan bahan penilaian sehingga aspek tersebut terkesan diabaikan karena
guru hanya berpatok pada hasil kerja para siswa tanpa menganalisis kemampuan/
bakat siswa dibidang lain. Berikut aspek-aspek yang sering tidak terukur dalam
kemampuan intelektual maupun strategi kognitif dibidang akademis :
• Fakta
Hasil kadang jauh berbeda dengan
fakta dilapangan, seorang guru terkadang hanya terpaku kepada hasil belajar
intelektual para peserta didiknya saja. Sebagai contoh saja seorang anak didik
yang mrndapat nilai tinggi tapi dengan melakukan kecurangan dan tidak
diketahuhi oleh gurunya.
Dalam kaitanya dengan strategi
kognitif dalam pembelajaranpun juga jarang diperhatikan oleh guru, Jika
strategi kognitif dilaksanakan secara konsekuen dan ditunjang dengan fasilitas
belajar yang memadai maka proses belajar dan pembelajran dapat membawa hasil,
di mana peserta didik dapat menyelesaikan pendidikannya dengan hasil
sebagaimana diharapkan yang signifikan dan dengan waktu yang lebih pendek juga
karena dengan strategi kognifit para siswa juga dapat melalui jenjang
pendidikan secara aklerasi.
• Konsep
Ada banyak sekali konsep
pembelajaran yang diterapkan khususnya di Indonesia yang juga sering diabaikan
oleh para guru. Diantara bermacam-macam konep dalam belajar dan pembelajaran
sangat sedikit guru-guruyang konsosten utuk memakai konsep dan menerapkan
kepada peserta didik
Sangat penting tentunya bahwa konsep
agar dapat meatangkan strategi kognitif pbagi para peserta didik dilakukan dan
dengan pengawasan serta bimbingan agar peserta didik mampu dengan baik
memecahkan masalah yang terjadi di jenajng pendidikan dan mampu melaluinya.
• Prinsip
Prinsip-prinsip belajar dapat
mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran teori
dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang
tepat dalam memberi penilaian pada hasil belajar kemampuan intelektual dan
strategi kognitif. Selain itu juga berguna untuk mengembangkan sikap yang
diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa.
Prinsip-prinsip pembelajaran adalah
bagian terpenting yang wajib diketahui para pengajar sehingga mereka bisa
memahami lebih dalam prinsip tersebut dan seorang pengajar bisa membuat acuan
yang tepat dalam pembelajarannya. Dengan begitu pembelajaran yang dilakukan
akan jauh lebih efektif serta bisa mencapai target tujuan.
• Prosedur
Untuk mendapatkan hasil belajar yang
memuaskan harus ada perna dari guru dan peserta didik dengan prosedur belajar
dan pembelajaran yang efektif dan sesuai. Hal ini pun jarang diukur karena
dirasa kurang terlalu penting.
D. Hasil Belajar Yang Jarang Terukur Pada
Kemampuan Intelektual Dan Strategi Kognitif Bidang Non Akademik
Menurut saya pribadi, keberhasilan
di bidang non-akademik adalah bakat yang alamiah dan tidak semua peserta didik
memilikinya karena itu adalah gift and talent, yang memang dirahmatkan Sang
Pencipta kepada para siswa ini. Kadang-kadang teman-teman guru hanya memandang
bahwa siswa itu “baik” karena penurut dalam kelas, rajin mengikuti pelajaran,
pandai berdiskusi dan argumen, nilai ulangannya bagus (karena rajin mengikuti
les), semestinya keberhasilan siswa juga dipandang dari segi kinestetik,
estetika atau menurut cara pandang holistik, bahwa pendidikan kepada para
peserta didik harus diamati secara menyeluruh bukan bagian demi bagian.
Terkadang hasil dari belajar dari
non akademis merupakan sebuah prestasi yang dicapai dengan kemampuan strategi
kognitif yang dibarengi dengan kemampuan intelek namun kadang para individu
yang belajar pada non akademik ini sering kurang memperhatikan dan mengukur
konsep seperti berikut :
• Problem solving / pemecahan masalah
alam kegiatan pembelajaran dengan
jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau
perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara
bersama-sama.
Penyelesaian masalah merupakan
proses dari menerima tantangan dan usaha – usaha untuk menyelesaikannya sampai
menemukan penyelesaiannya. menurut Syaiful
Bahri Djamara (2006 : 103) bahwa :
Metode
problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar
tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat
menggunakan metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik
kesimpulan.
Hal ini kurang menjadi bahan ukuran
untuk mengembangkan kemampuan inteektual dan strategi pengembangan kognitif
karena individu lebih sering hanya terpaku pada hasil.
• Creative Thinking / Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif angat diperlukan
agar seorang individu bisa selalu menghasilkan sesuatu yang baru dan selalu
mengembangkan sesuatu yang sudah ada dan inilah yang sering kurang mendapat
perhatian karena individu hanya terpaku oleh bagaimana mendapatkan hasil
pembelajaran maksiamal dengan usaha yang seminimal mungkin.
Untuk itulah agar dapat
mengembangkan pola pikir yang kreatif hendaknya mengimbangi belajar kemampuan
akdemik dan non akademik agar tidak hanya soft skill saja yang diapatkan tetapi
juga hard skills yang tidak didapat pada bangku akademik.
• Decision Maker / Membuat Keputusan
Biasanya seorang individu sangat
sulit untuk membuat keputusan karena pada keputusan tersebut terdapat
pilihan-pilihan yang berat. Didalam bidang non akademis seperti ekstrakulikuler
ataupun organisasi-organisasi.
• Collaboration / Berkolaborasi
Disekolah / pendidikan akademik kita
lebih mencondongkan kepada belajar bersama / berkolaborasi namun hal ini jarang
menjadi penilaian sebagai hasil akhir dari pembelajaran. Padahal kolaborasi/
kerja sama sangat mempengaruhi juga kepada hasil pembelajaran seorang pserta
didik. Pada bidang non akademik yang menekankan keapda perkembangan strategi
kognitf lah dimana tempat agar para individu diajarkan dan dilatih untuk
bekerjasama dan berorganisasi.
• Learning How To Learn / Belajar
Bagaimana Belajar
Sering kali pada pendidikan non
akademis belajar untuk belajar ini diabaikan begitu saja kebanyakan hanya
langsung ke praktik lapangan pada dasarnya belajar dengn teori pada non akademik
juga sangat mempengaruhi.
Untuk itu sangat diperlukan
keseimbangan antara konsep-konsep kemampuan akademik dan strategi kognitif
dalam penilaian hasil belajar para siswa guru jangan hanya terpaku pada nilai
selembar kertas diharapkan seorang guru lebih kreatif dalam menyampaikan
pembelajaran sehingga para peserta didik terstimulus agar dapat mengembangkan
pengetahuan intelektual dan strategi kognitif.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unila.ac.id/686/7/BAB%20I.pdf
Jurnal Diakses pada jum’at 19 Oktober 2017
Sukmadinata
N. S. 2005, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya
Sumiati
& Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung. CV. Wacana Prima
Sudjana,
Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensido
Offset
Sagala,
Syaiful, (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta
http://guraru.org/guru-berbagi/pentingnya-sofskill/
diakses pada jum’at 19 oktober 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar