Kamis, 21 Desember 2017

HASIL BELAJAR YANG JARANG TERUKUR PADA ASPEK INTELEKTUAL DAN KOGNITIF

A.        Aspek Keterampilan Intelektual

            Dalam proses belajar mengajar yang menekankan konstruksi pengetahuan, kegiatan utama yang berlangsung adalah berpikir atau mengembangkan keterampilan intelektual. Karena itu pengorganisasian materi pembelajaran dilakukan dengan menggunakan keterampilan intelektual untuk mengembangkan suatu eksplanasi.
            Keterampilan intelektual adalah kemampuan menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah. Dalam proses pembelajaran, pengetahuan bersumber dari materi subyek. Elaborasi terhadap materi subyek dilakukan menurut aturan intelektual yang elemennya adalah keterampilan intelektual (Siregar, 1998 dalam Farida, 2009).
            Keterampilan intelektual dapat menunjukkan bagaimana guru mengorganisasikan materi subyek secara logis. Pengorganisasian materi subyek dilaksanakan berdasarkan jenis-jenis tindakan wacana yang dilakukan guru selama proses pembelajaran
            Gagne mengatakan (dalam Slameto, 2003), “kemampuan intelektual adalah manusia mengadakan interaksi dengan dunia luar dengan menggunakan simbol–simbol”. Kemampuan belajar cara inilah yang disebut “kemampuan intelektual”, misalnya membedakan huruf m dan n, menyebut tanaman yang sejenis.
B.        Strategi Kognitif

            Strategi kognitif (Gagne, 1974) adalah kemampuan internal seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan.5 Kemampuan strategi kognitif menyebabkan proses berpikir unik di dalam menganalisis, memecahkan masalah, dan di dalam mengambil keputusan.
            Kemampuan dan keunikan berpikir tersebut sebagai executive control, atau disebut dengan control tingkat tinggi, yaitu analisis yang tajam, tepat dan akurat. Hal ini dapat kita lihat dalam kehidupan dunia politik Indonesia kini, mereka yang memiliki kemampuan kognisi yang tinggi akan sangat mudah memecahkan masalah akan tetapi begitu mudah pula membalik fakta, konsep, dan prinsip atas kepentingan politik yang mereka dukung, demikian 5 ‘Ibid hlm. 5. 16 sebaliknya kemampuan kognisi rendah mereka tiada pernah mengambil terobosan hanya pak turut saja.
C.        Hasil Belajar Yang Jarang Terukur Pada Kemampuan Intelektual Dan Strategi Kognitif Bidang Akademik
            Konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar
            Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru),  seperti yang dikemukakan oleh Sudjana..
            Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22).
            Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
            Namun ada sebagian aspek pada hasil belajar yang jarang diukur oleh para guru untuk dijadikan bahan penilaian sehingga aspek tersebut terkesan diabaikan karena guru hanya berpatok pada hasil kerja para siswa tanpa menganalisis kemampuan/ bakat siswa dibidang lain. Berikut aspek-aspek yang sering tidak terukur dalam kemampuan intelektual maupun strategi kognitif dibidang akademis :
•           Fakta
            Hasil kadang jauh berbeda dengan fakta dilapangan, seorang guru terkadang hanya terpaku kepada hasil belajar intelektual para peserta didiknya saja. Sebagai contoh saja seorang anak didik yang mrndapat nilai tinggi tapi dengan melakukan kecurangan dan tidak diketahuhi oleh gurunya.
            Dalam kaitanya dengan strategi kognitif dalam pembelajaranpun juga jarang diperhatikan oleh guru, Jika strategi kognitif dilaksanakan secara konsekuen dan ditunjang dengan fasilitas belajar yang memadai maka proses belajar dan pembelajran dapat membawa hasil, di mana peserta didik dapat menyelesaikan pendidikannya dengan hasil sebagaimana diharapkan yang signifikan dan dengan waktu yang lebih pendek juga karena dengan strategi kognifit para siswa juga dapat melalui jenjang pendidikan secara aklerasi.
•           Konsep
            Ada banyak sekali konsep pembelajaran yang diterapkan khususnya di Indonesia yang juga sering diabaikan oleh para guru. Diantara bermacam-macam konep dalam belajar dan pembelajaran sangat sedikit guru-guruyang konsosten utuk memakai konsep dan menerapkan kepada peserta didik
            Sangat penting tentunya bahwa konsep agar dapat meatangkan strategi kognitif pbagi para peserta didik dilakukan dan dengan pengawasan serta bimbingan agar peserta didik mampu dengan baik memecahkan masalah yang terjadi di jenajng pendidikan dan mampu melaluinya.
•           Prinsip
            Prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat dalam memberi penilaian pada hasil belajar kemampuan intelektual dan strategi kognitif. Selain itu juga berguna untuk mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa.
            Prinsip-prinsip pembelajaran adalah bagian terpenting yang wajib diketahui para pengajar sehingga mereka bisa memahami lebih dalam prinsip tersebut dan seorang pengajar bisa membuat acuan yang tepat dalam pembelajarannya. Dengan begitu pembelajaran yang dilakukan akan jauh lebih efektif serta bisa mencapai target tujuan.

•           Prosedur
            Untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan harus ada perna dari guru dan peserta didik dengan prosedur belajar dan pembelajaran yang efektif dan sesuai. Hal ini pun jarang diukur karena dirasa kurang terlalu penting.
D.        Hasil Belajar Yang Jarang Terukur Pada Kemampuan Intelektual Dan Strategi Kognitif Bidang Non Akademik
            Menurut saya pribadi, keberhasilan di bidang non-akademik adalah bakat yang alamiah dan tidak semua peserta didik memilikinya karena itu adalah gift and talent, yang memang dirahmatkan Sang Pencipta kepada para siswa ini. Kadang-kadang teman-teman guru hanya memandang bahwa siswa itu “baik” karena penurut dalam kelas, rajin mengikuti pelajaran, pandai berdiskusi dan argumen, nilai ulangannya bagus (karena rajin mengikuti les), semestinya keberhasilan siswa juga dipandang dari segi kinestetik, estetika atau menurut cara pandang holistik, bahwa pendidikan kepada para peserta didik harus diamati secara menyeluruh bukan bagian demi bagian.
            Terkadang hasil dari belajar dari non akademis merupakan sebuah prestasi yang dicapai dengan kemampuan strategi kognitif yang dibarengi dengan kemampuan intelek namun kadang para individu yang belajar pada non akademik ini sering kurang memperhatikan dan mengukur konsep seperti berikut :
•           Problem solving / pemecahan masalah
            alam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
            Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha – usaha untuk menyelesaikannya sampai menemukan penyelesaiannya. menurut Syaiful  Bahri Djamara (2006 : 103) bahwa :
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
            Hal ini kurang menjadi bahan ukuran untuk mengembangkan kemampuan inteektual dan strategi pengembangan kognitif karena individu lebih sering hanya terpaku pada hasil.
•           Creative Thinking / Berpikir Kreatif
            Berpikir kreatif angat diperlukan agar seorang individu bisa selalu menghasilkan sesuatu yang baru dan selalu mengembangkan sesuatu yang sudah ada dan inilah yang sering kurang mendapat perhatian karena individu hanya terpaku oleh bagaimana mendapatkan hasil pembelajaran maksiamal dengan usaha yang seminimal mungkin.
            Untuk itulah agar dapat mengembangkan pola pikir yang kreatif hendaknya mengimbangi belajar kemampuan akdemik dan non akademik agar tidak hanya soft skill saja yang diapatkan tetapi juga hard skills yang tidak didapat pada bangku akademik.
•           Decision Maker / Membuat Keputusan
            Biasanya seorang individu sangat sulit untuk membuat keputusan karena pada keputusan tersebut terdapat pilihan-pilihan yang berat. Didalam bidang non akademis seperti ekstrakulikuler ataupun organisasi-organisasi.
•           Collaboration / Berkolaborasi
            Disekolah / pendidikan akademik kita lebih mencondongkan kepada belajar bersama / berkolaborasi namun hal ini jarang menjadi penilaian sebagai hasil akhir dari pembelajaran. Padahal kolaborasi/ kerja sama sangat mempengaruhi juga kepada hasil pembelajaran seorang pserta didik. Pada bidang non akademik yang menekankan keapda perkembangan strategi kognitf lah dimana tempat agar para individu diajarkan dan dilatih untuk bekerjasama dan berorganisasi.
•           Learning How To Learn / Belajar Bagaimana Belajar
            Sering kali pada pendidikan non akademis belajar untuk belajar ini diabaikan begitu saja kebanyakan hanya langsung ke praktik lapangan pada dasarnya belajar dengn teori pada non akademik juga sangat mempengaruhi.
            Untuk itu sangat diperlukan keseimbangan antara konsep-konsep kemampuan akademik dan strategi kognitif dalam penilaian hasil belajar para siswa guru jangan hanya terpaku pada nilai selembar kertas diharapkan seorang guru lebih kreatif dalam menyampaikan pembelajaran sehingga para peserta didik terstimulus agar dapat mengembangkan pengetahuan intelektual dan strategi kognitif.















DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unila.ac.id/686/7/BAB%20I.pdf Jurnal Diakses pada jum’at 19 Oktober 2017
Sukmadinata N. S. 2005, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya
Sumiati & Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung. CV. Wacana Prima
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensido Offset
Sagala, Syaiful, (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta

http://guraru.org/guru-berbagi/pentingnya-sofskill/ diakses pada jum’at 19 oktober 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar