Kamis, 21 Desember 2017

NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL LAHAN BASAH SUKU BANJAR KALIMANTAN SELATAN

Lahan basah atau wetland adalah wilayah-wilayah dimana tempat tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat permanen atau musiman. Wilayah- wilayah itu sebagian atau seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal.
Kearifan lokal adalah tatanan sosial budaya dalam bentuk pengetahuan, norma, peraturan dan keterampilan masyarakat di suatu wilayah untuk memenuhi kebutuhan (hidup) bersama yang diwariskan secara turun temurun. Kearifan lokal merupakan modal sosial yang dikembangkan masyarakat untuk menciptakan keteraturan dan keseimbangan antara kehidupan sosial budaya masyarakat dengan kelestarian sumber daya alam di sekitarnya.
Suku Banjar merupakan kelompok mayoritas yang mendiami wilayah Kalimantan Selatan. Pada awalnya kelompok ini banyak menempati wilayah pesisir dengan mata pencaharian utama berdagang. Namun belakangan, suku Banjar juga mulai menempati wilayah-wilayah pedalaman di sekitar pegunungan Meratus untuk menjalani kehidupan sebagai petani karet atau berladang sebagaimana yang dilakukan oleh masyarakat Meratus pada umumnya.
Wilayah Kalimantan selatan identik sekali dengan lahan basah dan berbagai kearifan lokal masyarakatnya yang sebagian besar dikelilingi oleh sungai-sungai besar maupun sungai-sungai kecil. Hal ini menjadi keunikan tersendiri dari Kalimantan selatan yang menghasilkan bermacam kearifan local dan nilai yang ditanamkannya. Dari banyaknya  kearifan lokal tersebut terdapat beberapa nilai yaitu :
1.         Gotong Royong

Masyarakat banjar sangat menjunjung tinggi nilai gotong royong yang hhal terseebut terefleksikan pada adat perkawinan masyarakat banjar. Masyarakat banjar cenderung untuk memasak sendiri dan memanggil orang-orang sekitar untuk membantu jalannya proses upacara perkawinan tanpa harus memesan catering untuk sajian di pesta perkawinan suku banjar.
Contoh bentuk kearifan lokal : upacara “Bapangantinan” di Kandangan Kalimanatan selatan
2.         Ramah tamah

Selain gotong royong masyarakat suku banjar merupakan masyarakat yang ramah dan mudah diajak bercanda. Masyarakat suku banjar sangat identik dengan keramahannya dalam hal berdagang
Contoh bentuk kearifan lokal : Kesenian Bemadihinan Banjarmasin, pasar terapung
3.         Religius

Masyarakat suku banjar juga dikenal sebagai orang yang taat beribadah dan senang mengikuti pengajian-pengajian, mayoritas agama suku banjar adalah islam.
Contoh bentuk kearifan lokal : “Ba’ayan Maulid”
4.         Kelestarian ekologi

Dalam hal bercocok tanam masyarakat menanam padi (Bahuma) hanya setahun sekali, hanya pada “musim behuma” . Beras dikalimantan selatan hanya bisa ditanam pada musim-musim tertentu saja dan faktor jenis tanah menjadi penyebabnya.
5.         Toleransi

Masyarakat banjar juga tekenal dengan budaya toleransi nya dalam berbagai hal, masyarakat banjar sangat menerima orang luar dengan ramah maupun juga dalam hal aspek beragama

Demikian identifikasi nilai-nilai kearifan lahan basah khususnya pada suku banjar yang agar sebagai generasi selanjutnya mampu mempertahankan dan menjaganya juga menciptakan inovasi-inovasi baru.
DAFTAR PUSTAKA

 Widya Fransiska F Anwar1; Setyo Nugroho2, Jurnal Perspektif Arsitektur │Volume 10 / No.1, Juli 2015 56 Issn 1907 - 8536   Pengendalian Pembangunan Lahan Basah Berbasis Preferensi Penghuni Merubah Disain Rumah Panggung. Diakses pada sabtu 23 juni 2017 18.00 PM
Alfisyah, Dkk, Artikel Ilmiah, Kearifan Religi Masyarakat Banjar Pahuluan, FKIP Unlam Banjarmasin. Diakses Pada 23 Juni 2017


Deny Hidayati,  Jurnal Kependudukan Indonesia Vol. 11 No. 1 Juni 2016 | 39-48  E-Issn : 2502-8537 (Online)  Memudarnya Nilai Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air. Di akses pada 23 juni 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar