NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL LAHAN
BASAH SUKU BANJAR KALIMANTAN SELATAN
Lahan
basah atau wetland adalah wilayah-wilayah dimana tempat tanahnya jenuh dengan
air, baik bersifat permanen atau musiman. Wilayah- wilayah itu sebagian atau
seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal.
Kearifan
lokal adalah tatanan sosial budaya dalam bentuk pengetahuan, norma, peraturan
dan keterampilan masyarakat di suatu wilayah untuk memenuhi kebutuhan (hidup)
bersama yang diwariskan secara turun temurun. Kearifan lokal merupakan modal
sosial yang dikembangkan masyarakat untuk menciptakan keteraturan dan
keseimbangan antara kehidupan sosial budaya masyarakat dengan kelestarian
sumber daya alam di sekitarnya.
Suku
Banjar merupakan kelompok mayoritas yang mendiami wilayah Kalimantan Selatan.
Pada awalnya kelompok ini banyak menempati wilayah pesisir dengan mata
pencaharian utama berdagang. Namun belakangan, suku Banjar juga mulai menempati
wilayah-wilayah pedalaman di sekitar pegunungan Meratus untuk menjalani kehidupan
sebagai petani karet atau berladang sebagaimana yang dilakukan oleh masyarakat
Meratus pada umumnya.
Wilayah
Kalimantan selatan identik sekali dengan lahan basah dan berbagai kearifan
lokal masyarakatnya yang sebagian besar dikelilingi oleh sungai-sungai besar
maupun sungai-sungai kecil. Hal ini menjadi keunikan tersendiri dari Kalimantan
selatan yang menghasilkan bermacam kearifan local dan nilai yang ditanamkannya.
Dari banyaknya kearifan lokal tersebut terdapat
beberapa nilai yaitu :
1. Gotong Royong
Masyarakat
banjar sangat menjunjung tinggi nilai gotong royong yang hhal terseebut
terefleksikan pada adat perkawinan masyarakat banjar. Masyarakat banjar
cenderung untuk memasak sendiri dan memanggil orang-orang sekitar untuk
membantu jalannya proses upacara perkawinan tanpa harus memesan catering untuk
sajian di pesta perkawinan suku banjar.
Contoh
bentuk kearifan lokal : upacara “Bapangantinan” di Kandangan Kalimanatan
selatan
2. Ramah tamah
Selain
gotong royong masyarakat suku banjar merupakan masyarakat yang ramah dan mudah
diajak bercanda. Masyarakat suku banjar sangat identik dengan keramahannya
dalam hal berdagang
Contoh
bentuk kearifan lokal : Kesenian Bemadihinan Banjarmasin, pasar terapung
3. Religius
Masyarakat
suku banjar juga dikenal sebagai orang yang taat beribadah dan senang mengikuti
pengajian-pengajian, mayoritas agama suku banjar adalah islam.
Contoh
bentuk kearifan lokal : “Ba’ayan Maulid”
4. Kelestarian ekologi
Dalam
hal bercocok tanam masyarakat menanam padi (Bahuma) hanya setahun sekali, hanya
pada “musim behuma” . Beras dikalimantan selatan hanya bisa ditanam pada
musim-musim tertentu saja dan faktor jenis tanah menjadi penyebabnya.
5. Toleransi
Masyarakat
banjar juga tekenal dengan budaya toleransi nya dalam berbagai hal, masyarakat
banjar sangat menerima orang luar dengan ramah maupun juga dalam hal aspek
beragama
Demikian
identifikasi nilai-nilai kearifan lahan basah khususnya pada suku banjar yang
agar sebagai generasi selanjutnya mampu mempertahankan dan menjaganya juga menciptakan
inovasi-inovasi baru.
DAFTAR PUSTAKA
Widya Fransiska F Anwar1; Setyo Nugroho2,
Jurnal Perspektif Arsitektur │Volume 10 / No.1, Juli 2015 56 Issn 1907 -
8536 Pengendalian Pembangunan Lahan
Basah Berbasis Preferensi Penghuni Merubah Disain Rumah Panggung. Diakses pada
sabtu 23 juni 2017 18.00 PM
Alfisyah,
Dkk, Artikel Ilmiah, Kearifan Religi Masyarakat Banjar Pahuluan, FKIP Unlam
Banjarmasin. Diakses Pada 23 Juni 2017
Deny
Hidayati, Jurnal Kependudukan Indonesia
Vol. 11 No. 1 Juni 2016 | 39-48 E-Issn :
2502-8537 (Online) Memudarnya Nilai
Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air. Di akses pada 23
juni 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar