TEN MEGA TREND OF THINKING
DEVELOPMENT WITH LIFE LONG LEARNING CONCEPT
Konsep
asas pendidikan seumur hidup merumuskan bahwa proses pendidikan merupakan suatu
proses lanjutan yang dimulai sejak seseorang dilahirkan sampai saat seseorang
tersebut meninggal dunia. Konsep pendidikan seumur hidup ini pun juga didukung
oleh pemerintah oleh dasar-dasar :
1. Menurut GBHN 1978 dinyatakan bahwa
pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah
tangga, sekolah, dan masyarakat sehingga pendidikan seumur hidup merupakan
tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah
2. Konsep manusia Indonesia seutuhnya
merupakan konsep dasar tujuan pendidikan nasional yaitu yang tertuang pada UU
Nomor 2 tahun 1989 Pasal 4 yakni pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan.
Konsep
teori pendidikan seumur hidup ini bertujuan untuk mengembangkan potensi
kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek
pembaurannya seoptimal mungkin. Berawal dari
sejarahnya yaitu pada mulanya dikemukakan oleh filosof dan pendidik
Amerika yang sangat terkenal yaitu John Dewey. Kemudian dipopulerkan oleh Paul
Langrend melalui bukunya : An Introduction to Life Long Education. Menurut John
Dewey, pendidikan itu menyatu dengan hidup. Oleh karena itu pendidikan terus
berlangsung sepanjang hidup sehingga pendidikan itu tidak pernah berakhir.
Konsep pendidikan yang tidak terbatas ini juga telah lama diajarkan oleh Agama
Islam, yang sebagaimana dinyatakan dalam sebuah Hadits Nabi Muhammad Saw. yang
berbunyi “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahad”
Konsep
“long live educations” akan tercapai apabila seseorang mampu mengembangkan
pemikiran berdasarkan “Ten Mega Grand”. Adapun Ten Mega Grand itu sendiri ialah
:
1. Belajar Melalui Kehidupan
Segala hal yang berkaitan dengan
aktivitas sehari-hari merupakan pembelajaran bagi individu, yang mana dari
pengalaman hidup manusia akan terus belajar. Belajar melalui pengalaman hidup
ini sangat sesuai dengan konsep long live learning.
Pelajaran yang terpisah dari pengalaman
sehari-hari, hanya akan didengar, dan tentu saja akan membuat seseorang mudah
lupa. Tetapi belajar sesuatu yang dapat kita lihat, apalagi sering dijumpai
dalam hidup sehari-hari akan membuat kita ingat. Apalagi saat hal tersebut bisa
dilakukan sendiri, akan benar-benar
membuat seorang pembelajar menjadi paham.
“Mendengar
saya lupa, melihat saya ingat, melakukan saya paham, menemukan sendiri saya
kuasai” (Confucius)
Untuk itu perlu disadari bahwa
selama manusia hidup manusia akan terus belajar dan belajar sehingga konsep
long live learning sangat berkesinambungan dengan cara belajar melalui
kehidupan.
Contoh kecil dari belajar melalui
kehidupan ialah pada seorang bayi yang belajar merangkak kemudian berjalan dan
berbicara hingga belajar untuk megembangkan pola pikir di bidang intelektual
nya sampai akhir masa hidupnya.
2. Belajar dalam Organisasi, Asosiasi, dan
Jaringan
Organisasi sosial adalah perkumpulan
sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang
tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat
dalam pembangunan bangsa dan Negara juga sebagai pengembangan diri individu.
Asosiasi merupakan proses intraksi
yang mendasari terbentuknya lembaga-lembaga sosial. Berbagai asosiasi dapat
ditemukan dalam masyarakat contohnya asosiasi pengusaha muda Ikatan Dokter
Indonesia.
Melalui organisasi yang diikuti
individu akan belajar bagaimana caranya bersosialisasi dan hal ini akan
membantu seorang individu untuk memasuki dunia kerja dan melaui organisasi ini
individu akan memiliki serangkaian kegiatan dan dapat menambah jaringan yang
juga diharapkan terjalinnya kerjasama antar individu yang dapat menguntungkan
kedua belah pihak
Di dalam organisasi ataupun
asosiasi-asosiasi seorang individu juga akan dilatih/ diberi Stimulus Respons
utuk mengembangkan bakat serta kreativitas, melatih tanggung jawab,dan bekerja
keras.
Contohnya pada mahasiswa yang
mengikuti organisasi yang dinaungi
instansi resmi dalam mengasah bakat kemampuan serta kreativitas
berkaitan dengan organisasi yang diikuti
3. Belajar berfokus pada kebutuhan yang
nyata
Belajar berfokus pada kebutuhan yang
nyata yang berfokus pada satu kebutuhan nyata yang dibutuhkan individu pada
saat itu. Belajar hanya dengan berfokus pada tujuan tertentu ini mampu
meningkatkan kemampuan intelektual dan dengan cepat mengembangkan skill/
pengetahuan dalam bidang tertentu.
Contoh
seorang individu yang akan menghadapi ujian mata pelajaran matematika harus
berfokus dan hanya belajar matematika karena yang akan dihadapinya besok hari
adalah ujian matematika
4. Belajar dengan kemampuan otak
Belajar dengan kemampuan otak
merupakan pembelajaran yang didasari dengan kemampuan berpikir yang dilatih
sehingga otak kita terlatih dan berkembang Otak menyimpan informasi dengan
menggunakan asosiasi. Apabila ada penguatan informasi lama dan penambahan
informasi baru maka sel-sel otak segera berkembang membentuk hubungan-hubungan
baru. Semakin banyak jalinan saraf terbentuk, semakin lama dan kuat informasi
itu disimpan.
Belajar
merupakan interaksi antara keadaan internal dan proses kognitif siswa dengan
stimulus dari lingkungan. Untuk dikatakan berhasilnya proses pembelajaran, maka
cara kerja otak tersebut menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar tersebut
terdiri dari:
1. Informasi verbal, kapabilitas untuk
mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan atau tertulis.
2. Keterampilan intelektual, kecakapan
yang berguna untuk berhubungan dengan lingkungan hidup.
3. Strategi kognitif, Kemampuan menyalurkan dan mengarahkan
akivitas kognitifnya sendiri.
4. Keterampilan motorik, kemampuan
melakukan serangkaian gerak jasmani
5. Sikap, kemampuan menerima atau menolak
obyek berdasakan penilaian terhadap obyek tesebut.
Penerapan
lainnya adalah dengan cara kita meningkatkan atau memaksimalkan kinerja otak
dengan mengasah otak atau meningkatkan konsentrasi otak. Semakin sering di
asah, otak kita akan cenderung lebih tangkap dalam menerima informasi. Dengan
begitu akan memudahkan kita menerima segala proses pembelajaran jika otak kita
siap untuk menerima pemikiran dari luar dan juga untuk mamancarkan pemikiran
kepada otak orang lain.
Dalam
hal ini membuktikan bahwa betapa pentingnya peran kerja otak bagi proses
pembelajaran seorang individu. Maka jangan biarkan kerja otak menjadi lengah
sehingga tanpa sadar terdapat kekosongan dan kelambanan dalam hal berfikir.
Tidak benar jika otak semakin dipenuhi dengan pengetahuan akan overload dan
merusak syaraf-syaraf otak, sebaliknya jika semakin dilatih maka akan sangat
baik untuk kerja otak
5. Belajar bersama
Belajar
bersama merupakan suatu kegiatan kelompok belajar kegiatan belajar yang
dilakukan bersama – sama guna menyelesaiakan persoalan – persoalan yang
berkaitan dengan belajar.
Pembentukan
kelompok belajar ini bertujuan untuk melatih bersosialisasi, cooperative atau
belajar bekerjasama
Contoh
: individu yang membuat kelompok belajar untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah
6. Belajar melalui Media, Tekhnologi,
Format dan Gaya
Di era globalisasi ini sudah
sewajarnya tekhnologi juga berkembang dengan pesat banyaknya situs-situs
pendidikan membuat individu menjadi lebih mudah untuk mendapatkan informasi
dalam hal belajar secara lebih cepat dan efisien..
Makin maju media tekhnologi makin
banyak informasi yang didapat dengan berbagai macam format dan gaya yang sudah
tersedia di media sosial, situs, maupun tekhnologi pengembang lainnya.
Belajar melalui media mutakhir
sangat berperan positif untuk perkembangan individu dengan cepatnya jaringan
internet segala informasi dengan cepat bisa diakses dan bahkan bersifat
mendunia (global). Contoh dari belajar melalui Media, Tekhnologi, Format dan
Gaya ialah seorang individu yang membuat/ membaca artikel-artikel ilmiah dan
kamudian mengembangkannya dan membuatnya dengan gaya dan format yang baru.
7. Belajar langsung dan berpikir
Belajar
langsung juga merupakan belajar dari pengalaman yang terjadi sehingga individu
secara tidak langsung mempelajari dari pengalaman yang ada dan juga mampu
mengembangkan pemikiran kedepan serta belajar dari pengalaman secara langsung
dan mampu berpikir kedepan.
Contoh
seorang individu yang belajar cara menanam buah-buahan yang mempraktekan
langsung cara menanam dan kemudian mampu meningkatkan kualitas produk dengan cara
berpikir kedepan dan mengembangkan inovasi.
8. Belajar melalui pengajaran/
pembelajaran
Belajar melalui pengajaran atau
pembelajaran ini merupakan suatu kegiatan yang dalam rangka mengembangkan
pengetahuan intelektual ataupun softskills melalui lembaga pendidikan formal
maupun nonformal
Sebagai contoh seorang individu yang
belajar di bangku sekolah formal yang mengikuti segala kegiatan pengajaran dan
pembelajaran yang bertujuan untuk mencerdaskan individu tersebut.
9. Belajar melalui sistem pendidikan kita
yang akan berubah cepat, atau lambat untuk membantu kita belajar.
Pada masa sekarang ini kurikulum di
Indonesia sudah mengalami beberapa kali perubahan dan yang terbaru dari
kurikulum KTSP 2006 menjadi K13 / Kurikulum 2013 hal ini memaksa para siswa
untuk beradaptasi dan belajar pada sistem pendidikan yang baru.
Perubahan kurikulum diindonesia
termasuk cepat berubah dari 2006 ke 2013 dan Belum sempurna kurikulum 2013
dilaksanakan di Indonesia, kini pemerintah merencanakan lagi sebuah perubahan
kurikulum yaitu kurikulum nasional yang akan dilaksanakan mulai tahun 2018.
Meskipun sosialisasi kurikulum nasional belum dilaksanakan karena masih dalam
tahap perbaikan kurikulum 2013.
Untuk itu kita dituntut untuk siap
menerima perubahan dan mampu bersaing secara global agar tidak tertinggal
dengan anak bangsa asing yang sudah maju.
Contoh
: perubahan dari sistem kurikulum KTSP 2006 menjadi K13/ Kurikulum 2013
10. Belajar bagaimana belajar
Individu butuh belajar yang didapat dan diperoleh
melalui guru, buku, majalah, surat kabar, internet, bahkan alam / pengalaman
dan belajar sendiri harus didasari motivasi dan inovasi agar individu tersebut
tidak merasa bosan dengan pembelajaran-pembelajaran yang sedang di tempuh.
Dalam hal
belajar seorang individu perlu
juga belajar bagaimana belajar. Hal yang dimaksudkan ialah belajar bagaimana
memahami konsep ilmu dengan inovasi dan kreasi baru agar optimalnya
perkembangan intelektual individu tersebut dan memperbaiki kualitas cara
belajar.
Proses belajar juga tidak hanya
melalui pemahaman, penghapalan, dananalisis, namun juga melalui observasi,
imajinasi, eksplorasi, dan refleksi.Proses belajar tidak hanya menekankan pada
materi pelajaran, tapi juga proses yang
menekankan belajar bagaimana
belajar. Proses belajar yang mengisolasi
satu kecerdasan dari kecerdasan yang lain diubah menjadi proses belajar yang
mengembangkan semua kecerdasan secara simultan.
Sebagaimana contoh seorang individu
yang membaca resep masakan yang kemudian pada kegiatan membaca tersebut merupakan
pembelajaran tidak langsung yang kemudian tertarik untuk belajar membuat
makanan yang ada diresep serta mengembangkan masakan sesuai dengan kreasinya
sendiri
DAFTAR PUSTAKA
Haryato, Pendidikan
Seumur Hidup │ISSN 1829-765X, Jurnal Diakses pada jum’at 29 September 2017
22.25 PM
Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. 2006. POLBANGMAWA (Pola
Perkembangan Kemahasiswaan). Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
I Ketut Sudarsana,
Pemikiran Tokoh Pendidikan Dalam Buku Lifelong Learning: Policies, Practices,
And Programs (Perspektif Peningkatan Mutu Pendidikan Di Indonesia) │Jurnal
Penjaminan Mutu. Diakses pada jum’at 29 September 2017 22.44 PM
Dr. Dimyati, Drs.
Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya
Budiningsih, Asri.
2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta
http://www.matrapendidikan.com/2015/05/belajar-kebutuhan-atau-kewajiban.html
Diakses pada Jum’at 29 September 2017 23.11
ociozine.com/opini/belajar-untuk-belajar/
Diakses pada sabtu 30 September 2017 11.00 AM
http://www.kompasiana.com/rarah/efektivitas-perubahan-kurikulum-di
indonesia_57380b19b47e61c316b69835 Diakses Pada Sabtu 30 September 2017 15.00
AM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar