Kamis, 21 Desember 2017

TEN MEGA TREND OF THINKING DEVELOPMENT WITH LIFE LONG LEARNING CONCEPT

Konsep asas pendidikan seumur hidup merumuskan bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses lanjutan yang dimulai sejak seseorang dilahirkan sampai saat seseorang tersebut meninggal dunia. Konsep pendidikan seumur hidup ini pun juga didukung oleh pemerintah oleh dasar-dasar :
1.         Menurut GBHN 1978 dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat sehingga pendidikan seumur hidup merupakan tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah
2.         Konsep manusia Indonesia seutuhnya merupakan konsep dasar tujuan pendidikan nasional yaitu yang tertuang pada UU Nomor 2 tahun 1989 Pasal 4 yakni pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Konsep teori pendidikan seumur hidup ini bertujuan untuk mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembaurannya seoptimal mungkin. Berawal dari  sejarahnya yaitu pada mulanya dikemukakan oleh filosof dan pendidik Amerika yang sangat terkenal yaitu John Dewey. Kemudian dipopulerkan oleh Paul Langrend melalui bukunya : An Introduction to Life Long Education. Menurut John Dewey, pendidikan itu menyatu dengan hidup. Oleh karena itu pendidikan terus berlangsung sepanjang hidup sehingga pendidikan itu tidak pernah berakhir. Konsep pendidikan yang tidak terbatas ini juga telah lama diajarkan oleh Agama Islam, yang sebagaimana dinyatakan dalam sebuah Hadits Nabi Muhammad Saw. yang berbunyi “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahad”
Konsep “long live educations” akan tercapai apabila seseorang mampu mengembangkan pemikiran berdasarkan “Ten Mega Grand”. Adapun Ten Mega Grand itu sendiri ialah :
1.         Belajar Melalui Kehidupan

            Segala hal yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari merupakan pembelajaran bagi individu, yang mana dari pengalaman hidup manusia akan terus belajar. Belajar melalui pengalaman hidup ini sangat sesuai dengan konsep long live learning.
            Pelajaran yang terpisah dari pengalaman sehari-hari, hanya akan didengar, dan tentu saja akan membuat seseorang mudah lupa. Tetapi belajar sesuatu yang dapat kita lihat, apalagi sering dijumpai dalam hidup sehari-hari akan membuat kita ingat. Apalagi saat hal tersebut bisa dilakukan  sendiri, akan benar-benar membuat seorang pembelajar menjadi paham.
“Mendengar saya lupa, melihat saya ingat, melakukan saya paham, menemukan sendiri saya kuasai” (Confucius)
            Untuk itu perlu disadari bahwa selama manusia hidup manusia akan terus belajar dan belajar sehingga konsep long live learning sangat berkesinambungan dengan cara belajar melalui kehidupan.
            Contoh kecil dari belajar melalui kehidupan ialah pada seorang bayi yang belajar merangkak kemudian berjalan dan berbicara hingga belajar untuk megembangkan pola pikir di bidang intelektual nya sampai akhir masa hidupnya.

2.         Belajar dalam Organisasi, Asosiasi, dan Jaringan

            Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan Negara juga sebagai pengembangan diri individu.
            Asosiasi merupakan proses intraksi yang mendasari terbentuknya lembaga-lembaga sosial. Berbagai asosiasi dapat ditemukan dalam masyarakat contohnya asosiasi pengusaha muda Ikatan Dokter Indonesia.
            Melalui organisasi yang diikuti individu akan belajar bagaimana caranya bersosialisasi dan hal ini akan membantu seorang individu untuk memasuki dunia kerja dan melaui organisasi ini individu akan memiliki serangkaian kegiatan dan dapat menambah jaringan yang juga diharapkan terjalinnya kerjasama antar individu yang dapat menguntungkan kedua belah pihak
            Di dalam organisasi ataupun asosiasi-asosiasi seorang individu juga akan dilatih/ diberi Stimulus Respons utuk mengembangkan bakat serta kreativitas, melatih tanggung jawab,dan bekerja keras.
            Contohnya pada mahasiswa yang mengikuti organisasi yang dinaungi  instansi resmi dalam mengasah bakat kemampuan serta kreativitas berkaitan dengan organisasi yang diikuti
3.         Belajar berfokus pada kebutuhan yang nyata
            Belajar berfokus pada kebutuhan yang nyata yang berfokus pada satu kebutuhan nyata yang dibutuhkan individu pada saat itu. Belajar hanya dengan berfokus pada tujuan tertentu ini mampu meningkatkan kemampuan intelektual dan dengan cepat mengembangkan skill/ pengetahuan dalam bidang tertentu.
Contoh seorang individu yang akan menghadapi ujian mata pelajaran matematika harus berfokus dan hanya belajar matematika karena yang akan dihadapinya besok hari adalah ujian matematika
4.         Belajar dengan kemampuan otak

            Belajar dengan kemampuan otak merupakan pembelajaran yang didasari dengan kemampuan berpikir yang dilatih sehingga otak kita terlatih dan berkembang Otak menyimpan informasi dengan menggunakan asosiasi. Apabila ada penguatan informasi lama dan penambahan informasi baru maka sel-sel otak segera berkembang membentuk hubungan-hubungan baru. Semakin banyak jalinan saraf terbentuk, semakin lama dan kuat informasi itu disimpan.
Belajar merupakan interaksi antara keadaan internal dan proses kognitif siswa dengan stimulus dari lingkungan. Untuk dikatakan berhasilnya proses pembelajaran, maka cara kerja otak tersebut menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar tersebut terdiri dari:
1.         Informasi verbal, kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan atau tertulis.
2.         Keterampilan intelektual, kecakapan yang berguna untuk berhubungan dengan lingkungan hidup.
3.         Strategi kognitif,  Kemampuan menyalurkan dan mengarahkan akivitas kognitifnya sendiri.
4.         Keterampilan motorik, kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani
5.         Sikap, kemampuan menerima atau menolak obyek berdasakan penilaian terhadap obyek tesebut.
Penerapan lainnya adalah dengan cara kita meningkatkan atau memaksimalkan kinerja otak dengan mengasah otak atau meningkatkan konsentrasi otak. Semakin sering di asah, otak kita akan cenderung lebih tangkap dalam menerima informasi. Dengan begitu akan memudahkan kita menerima segala proses pembelajaran jika otak kita siap untuk menerima pemikiran dari luar dan juga untuk mamancarkan pemikiran kepada otak orang lain.
Dalam hal ini membuktikan bahwa betapa pentingnya peran kerja otak bagi proses pembelajaran seorang individu. Maka jangan biarkan kerja otak menjadi lengah sehingga tanpa sadar terdapat kekosongan dan kelambanan dalam hal berfikir. Tidak benar jika otak semakin dipenuhi dengan pengetahuan akan overload dan merusak syaraf-syaraf otak, sebaliknya jika semakin dilatih maka akan sangat baik untuk kerja otak
5.         Belajar bersama

Belajar bersama merupakan suatu kegiatan kelompok belajar kegiatan belajar yang dilakukan bersama – sama guna menyelesaiakan persoalan – persoalan yang berkaitan dengan belajar.
Pembentukan kelompok belajar ini bertujuan untuk melatih bersosialisasi, cooperative atau belajar bekerjasama
Contoh : individu yang membuat kelompok belajar untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah
6.         Belajar melalui Media, Tekhnologi, Format dan Gaya
            Di era globalisasi ini sudah sewajarnya tekhnologi juga berkembang dengan pesat banyaknya situs-situs pendidikan membuat individu menjadi lebih mudah untuk mendapatkan informasi dalam hal belajar secara lebih cepat dan efisien..
            Makin maju media tekhnologi makin banyak informasi yang didapat dengan berbagai macam format dan gaya yang sudah tersedia di media sosial, situs, maupun tekhnologi pengembang lainnya.
            Belajar melalui media mutakhir sangat berperan positif untuk perkembangan individu dengan cepatnya jaringan internet segala informasi dengan cepat bisa diakses dan bahkan bersifat mendunia (global). Contoh dari belajar melalui Media, Tekhnologi, Format dan Gaya ialah seorang individu yang membuat/ membaca artikel-artikel ilmiah dan kamudian mengembangkannya dan membuatnya dengan gaya dan format yang baru.
7.         Belajar langsung dan berpikir
Belajar langsung juga merupakan belajar dari pengalaman yang terjadi sehingga individu secara tidak langsung mempelajari dari pengalaman yang ada dan juga mampu mengembangkan pemikiran kedepan serta belajar dari pengalaman secara langsung dan mampu berpikir kedepan.
Contoh seorang individu yang belajar cara menanam buah-buahan yang mempraktekan langsung cara menanam dan kemudian mampu meningkatkan kualitas produk dengan cara berpikir kedepan dan mengembangkan inovasi.
8.         Belajar melalui pengajaran/ pembelajaran
            Belajar melalui pengajaran atau pembelajaran ini merupakan suatu kegiatan yang dalam rangka mengembangkan pengetahuan intelektual ataupun softskills melalui lembaga pendidikan formal maupun nonformal
            Sebagai contoh seorang individu yang belajar di bangku sekolah formal yang mengikuti segala kegiatan pengajaran dan pembelajaran yang bertujuan untuk mencerdaskan individu tersebut.
9.         Belajar melalui sistem pendidikan kita yang akan berubah cepat, atau lambat untuk membantu kita belajar.
            Pada masa sekarang ini kurikulum di Indonesia sudah mengalami beberapa kali perubahan dan yang terbaru dari kurikulum KTSP 2006 menjadi K13 / Kurikulum 2013 hal ini memaksa para siswa untuk beradaptasi dan belajar pada sistem pendidikan yang baru.
            Perubahan kurikulum diindonesia termasuk cepat berubah dari 2006 ke 2013 dan Belum sempurna kurikulum 2013 dilaksanakan di Indonesia, kini pemerintah merencanakan lagi sebuah perubahan kurikulum yaitu kurikulum nasional yang akan dilaksanakan mulai tahun 2018. Meskipun sosialisasi kurikulum nasional belum dilaksanakan karena masih dalam tahap perbaikan kurikulum 2013.
            Untuk itu kita dituntut untuk siap menerima perubahan dan mampu bersaing secara global agar tidak tertinggal dengan anak bangsa asing yang sudah maju.
Contoh : perubahan dari sistem kurikulum KTSP 2006 menjadi K13/ Kurikulum 2013
10.       Belajar bagaimana belajar
            Individu  butuh belajar yang didapat dan diperoleh melalui guru, buku, majalah, surat kabar, internet, bahkan alam / pengalaman dan belajar sendiri harus didasari motivasi dan inovasi agar individu tersebut tidak merasa bosan dengan pembelajaran-pembelajaran yang sedang di tempuh.
            Dalam  hal  belajar seorang individu  perlu juga belajar bagaimana belajar. Hal yang dimaksudkan ialah belajar bagaimana memahami konsep ilmu dengan inovasi dan kreasi baru agar optimalnya perkembangan intelektual individu tersebut dan memperbaiki kualitas cara belajar.
            Proses belajar juga tidak hanya melalui pemahaman, penghapalan, dananalisis, namun juga melalui observasi, imajinasi, eksplorasi, dan refleksi.Proses belajar tidak hanya menekankan pada materi pelajaran, tapi  juga proses  yang  menekankan  belajar bagaimana belajar. Proses  belajar yang mengisolasi satu kecerdasan dari kecerdasan yang lain diubah menjadi proses belajar yang mengembangkan semua kecerdasan secara simultan.
            Sebagaimana contoh seorang individu yang membaca resep masakan yang kemudian pada kegiatan membaca tersebut merupakan pembelajaran tidak langsung yang kemudian tertarik untuk belajar membuat makanan yang ada diresep serta mengembangkan masakan sesuai dengan kreasinya sendiri














DAFTAR PUSTAKA

Haryato, Pendidikan Seumur Hidup │ISSN 1829-765X, Jurnal Diakses pada jum’at 29 September 2017 22.25 PM
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. 2006. POLBANGMAWA (Pola Perkembangan Kemahasiswaan). Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
I Ketut Sudarsana, Pemikiran Tokoh Pendidikan Dalam Buku Lifelong Learning: Policies, Practices, And Programs (Perspektif Peningkatan Mutu Pendidikan Di Indonesia) │Jurnal Penjaminan Mutu. Diakses pada jum’at 29 September 2017 22.44 PM

Dr. Dimyati, Drs. Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya
Budiningsih, Asri. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta
http://www.matrapendidikan.com/2015/05/belajar-kebutuhan-atau-kewajiban.html Diakses pada Jum’at 29 September 2017 23.11
ociozine.com/opini/belajar-untuk-belajar/ Diakses pada sabtu 30 September 2017 11.00 AM

http://www.kompasiana.com/rarah/efektivitas-perubahan-kurikulum-di indonesia_57380b19b47e61c316b69835 Diakses Pada Sabtu 30 September 2017 15.00 AM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar