Kamis, 21 Desember 2017

PENTINGNYA  PENDIDIKAN  PADA  ANAK  USIA DINI  BAGI  TUMBUH  KEMBANG  ANAK

            Pendidikan  merupakan  suatu  hal  yang  sangat  penting  bagi  kesejahteraan  anak  dan  berkontribusi  terhadap  penurunan  kemiskinan  dan  ketidaksetaraan. Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889 – 1959) menjelaskan  tentang  pendidikan  yaitu: “Pendidikan  umumnya  berarti  daya  upaya  untuk  memajukan  budi  pekerti ( karakter,  kekuatan,  bathin), pikiran (intellect) dan  jasmani  anak-anak  selaras  dengan  alam dan  masyarakatnya”.  Pendidikan  juga  merupakan  asset  penting  dalam  sebuah  negara  oleh  sebab  itu  setiap warga  Negara  wajib  menjalankan  pendidikan  baik  pada  jenjang   Pedidikan  Anak  Usia  Dini,  Sekolah  Dasar, Sekolah Menengah Atas, ataupun Perguruan Tinggi. Ada  juga  yang  mengatakan  bahwa pendidikan  berlangsung  seumur  hidup  manusia  seperti  yang  di  sebutkan  oleh Lev Vygotsky  “Pembelajaran  dan  Perkembangan  merupakan  dua  hal  yang  saling  berkaitan sejak  hari  pertama  kehidupan  manusia”
Untuk  saat  ini  kebanyakan  para  orang  tua  melewati  Pendidikan  Anak  Usia  Dini  ( PAUD ) dan  langsung  memasukan  anak  ke Sekolah  Dasar.  Padahal  sangat  penting  untuk  memasukan  anak  ke Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) agar  anak  terbiasa  dengan lingkungan  pendidikan  dan  mengembangkan  pola  pikir  anak mengenai  pendidikan  sejak  usia  dini  mutlak  diperlukan. Dan  lagi  pula,  program-program  Pendidikan  Anak   Usia   Dini telah  terbukti  mampu  membantu  mengembangkan  kompetensi  psikososial  dan  kognitif  untuk  mempersiapkan  anak –anak  bersekolah , dengan  kemudian  melibatkan  anak  dalam  program-program  tersebut  dalam  waktu  minimal  1  tahun.
Hasil penelitian Herawati ( 2002) di Bogor menemukan bahwa dari 265 keluarga yang diteliti hanya 15% yang mengetahui program BKB, factor lain adalah rendahnya partisipasi orang tua dalam program BKB. Masih rendahnya layanan pendidikan dan perawatan bagi anak usia dini saat ini antara lain disebabkan masih terbatasnya jumlah lembaga yang memberikan layanan pendidikan dini jika dibanding dengan jumlah anak usia 0-6 tahun yang seharusnya memperoleh layanan tersebut. Berbagai program yang ada baik langsung (melalui Bina Keluarga Balita dan Posyandu) yang telah ditempuh selama ini ternyata belum memberikan layanan secara utuh, belum bersinergi dan belum terintegrasi pelayanannya antara aspek pendidikan, kesehatan dan gizi. Padahal ketiga aspek tersebut sangat menentukan tingkat intelektualitas, kecerdasan dan tumbuh kembang anak. Pada lembaga pendidikan anak usia dini, kini sudah mengajarkan anak tentang dasar-dasar dalam cara belajar.
Padahal  Indonesia  memiliki  PAUD  yang  beragam,  mulai  dari  Pra-Sekolah, dan  TK Formal   yang  melayani  anak  usia  4-6  tahun  sampai  Kelompok  Bermain  Non-Formal  dan Pusat  Penitipan  anak , yang  melayani  anak  usia  2-6  tahun  yang  tidak  terlayani  oleh  lembaga  formal .
Anak  usia  dini  adalah  anak-anak  yang  berusia  dibawah  usia  6 tahun.  Masa  ini  sering  disebut  masa-masa  keemasan  atau  “golden age”  karena  masa  ini  yang  menentukan  bagaimana  kelak  mereka  seperti  apa  baik  segi  hal  fisik,  mental  ataupun  kecerdasan  intelegen  dalam  fase  ini  anak-anak  dapat  menyerap  informasi  sebanyak  banyaknya.  Pada masa  ini  anak  mulai   peka  atau  sensitive  terhadap  penerimaan  berbagai  rangsangan. Kepekaan  ini  pada  anak  berbeda-beda tergantung  perkembangan  individu  masing-masing.
Masa  peka  adalah  masa  yang  dimana  terjadinya  kematangan  fungsi  fisik  dan  psikis  yang  siap  merespon  stimulasi  yang  diberikan  oleh  lingkungan.  Masa  ini  juga  merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional , agama  dan  moral.  Perlu  diketahui  bahwa  anak  memiliki  kemampuan  yang  perlu  diasah  sejak  dini  namun  banyak  orang  tua  yang  menganggap  pendidikan  pada  usia  dini  tidak  begitu  penting  dengan  alasan  yang  berbagai  macam  padahal  sebagian  besar  pembentukan  karakter  manusia  itu  dimulai  dari  usia  0  sampai  dengan 3  tahun.. 
Pendidikan  bagi  anak usia  dini  adalah  pemberian  upaya  untuk  menstimulasi ,  membimbing , mengasuh  dan  pemberian  kegiatan  pembelajaran  yang  akan  menghasilkan  kemampuan dan  ketrampilan  anak.  Pendidikan  anak  usia  dini  merupakan salah  satu  bentuk  penyelenggaraan  pendidikan  yang  menitik  beratkan  pada  peletakan  dasar  ke  arah  pertumbuhan  dan  perkembangan  fisik ( koordinasi  motorik  halus  dan  kasar ),  kecerdasan,  daya  cipta ,  kecerdasan  emosi , dan  kecerdasan  spititual.   Pendidikan  anak  usia  dini  yang orang  tua  berikan  bagi  anak  merupakan  suatu  persiapan  kematangan  anak  dalam menghadapi  masa  demi  masa  untuk  perkembangannya  di  masa  yang  akan  datang.  Saat  ini telah  banyak  berbagai  sekolah  taman  kanak-kanak  memberikan  pendidikan  yang  baik dan  berkualitas  demi  mengembangkan  kemampuan  dan  bakat  dalam  diri  anak  tersebut. Oleh karena  itu , diperlukan  usaha  dan  orangtua  dalam  mengajar  dan  mendidik  anak  terutama dalam  membaca. Mengajar  anak  membaca  tidak  harus  melihat  berapa  usia  yang   tepat untuk  mengajarkannya. Yang  terpenting disini  adalah  Anda  berusaha  memberikan  yang terbaik  dalam  pendidikannya  kelak. 
Tidak  hanya  pendidikan  formal  yang  diberikan  kepada  anak-anak , tapi  pendidikan non-formal  pun  tidak  kalah  penting  untuk  meningkatkan  kreatifitas  dan  disiplin  waktu. Meskipun  kadang  orang  tua  merasa  bahwa  bakat  atau  kemampuan  anak  itu  belum  terlihat.  Tapi  tidak  ada  salahnya  anak-anak  usia  dini  diperkenalkan  dengan  berbagai  macam  kegiatan  non-formal  seperti  les  tari  balet ,  les  music ,  klub  sepak  bola  anak,  dan masih  banyak  lagi .
Umumnya,  pada  usia  4  tahun  si  kecil  baru  mulai  memasuki  TK (Taman  Kanak-kanak). Baik  TK  yang  biasa  atau  TK  Al Quran  yang  dikenal  dengan  TKA (Taman Kanak-kanak Al Quran)  atau  TPQ (Taman  Pendidikan  Al Quran). Itu  artinya, sebagian  tanggung   jawab pendidikan  anak  terlimpahkan  pada  para  guru TK  tersebut.  Namun  demikian,  adalah  salah besar  apabila  orang  tua  menyerahkan  pendidikan  anak  100%  pada  lembaga  pendidikan.  Kegagalan  pendidikan kepribadian anak kebanyakan karena kegagalan pendidikan dalam rumah; yakni pendidikan orang tua.  Dalam konteks pendidikan orang tua, ibulah yang paling memegang peranan penting. Oleh karena itu, sukses tidaknya masa depan anak dan baik buruknya kepribadiannya, akan sangat tergantung seberapa peran ibu dalam proses pendidikannya. Terutama dalam pendidikan anak usia dini (PAUD) yakni usia 0 – 6 tahun dan 6 – 16 (usia SD SMP). Tentu saja peran ayah tak kalah pentingnya, terutama dalam proses pembangunan kepribadian (character building).
Sebagian  ahli  menilai  bahwa  usia  3  tahun  adalah  usia  bagi  anak  dengan  tingkat  aktivitas  tertinggi  dari  seluruh  masa  hidup  manusia.  Sebab  tingkat  aktivitas  yang  tinggi  dan  perkembangan  otot  besar  mereka  ( lengan  dan  kaki )  maka  anak-anak  pra-sekolah  perlu  olah  raga  seharí-hari .
Adapun  perkembangan  keterampilan  motorik  halus  dapat  dilihat  pada  usia  3  tahun  yakni  kemampuan  anak-anak  masih  terkait  dengan  kemampuan  bayi untuk  menempatkan  dan  memegang  benda-benda. Pada  usia  4  tahun,  koordinasi  motorik  halus  anak-anak  telah  semakin  meningkat  dan  menjadi  lebih  tepat  seperti  bermain  balok,  kadang  sulit  menyusun  balok  sampai  tinggi  sebab  khawatir  tidak  akan  sempurna susunannya. 
Sedangkan  pada  usia  5  tahun ,  mereka  sudah  memiliki  koordinasi  mata  yang bagus  dengan  memadukan  tangan,  lengan,  dan  anggota  tubuh  lainnya  untuk  bergerak . Hal ini  tidak  terlepas  dari  ciri  anak  yang  selalu  bergerak  dan  selalu  ingin bermain  sebab  dunia  mereka  adalah  dunia  bermain  dan  merupakan  proses  belajar . 
Mulai  sejak  si  anak membuka  mata  di  waktu  pagi  sampai  menutup  mata  kembali  di  waktu  malam, semua kegiatannya  dilalui  dengan  bergerak , baik  bolak  balik , berjingkrak,  berlari  maupun  melompat.  Dalam  kaitan  ini,  anak  bukanlah  miniature  orang  dewasa  karena  mereka  melakukan  aktivitas  berdasarkan  kematangan  dan  kemampuan  yang  sesuai  usianya.
Masalah  yang  sering  dihadapi  saat  ini  ialah  seberapa pentingkah  pendidikan  anak  usia  dini  pada  saat  ini  ?
            Dalam  hal  keterkaitan  pertanyaan  tersebut Berdasarkan  hasil penelitian  sekitar  50%  kapabilitaas  kecerdasan  orang  dewasa  telah  terjadi  ketika  anak  berumur  4  tahun, 80%  telah  terjadi  perkembangan  yang  pesat  tentang jaringan  otak  ketika  anak  berumur  8  tahun  dan  mencapai  puncaknya  ketika  anak  berumur 18  tahun,  dan  setelah  itu  walaupun  dilakukan  perbaikan  nutrisi  tidak  akan  berpengaruh terhadap perkembangan kognitif.
            Hal  ini  berarti  bahwa  perkembangan  yang  terjadi  dalam  kurun  waktu  4  tahun  pertama sama  besarnya  dengan  perkembangan  yang  terjadi  pada  kurun  waktu  14  tahun  berikutnya. Sehingga  periode  ini  merupakan  periode  kritis  bagi  anak,  dimana  perkembangan  yang diperoleh  pada  periode  ini  sangat  berpengaruh  terhadap  perkembangan  periode  berikutnya hingga  masa  dewasa .  Sementara  masa  emas  ini  hanya  datang  sekali ,  sehingga  apabila  terlewatkan  berarti  habislah  peluangnya. Untuk  itu  pendidikan  anak  usia  dini  sakan membantu  memberikan  rangsangan  (stimulasi)  dari  lingkungan  terdekat sehingga sangat  diperlukan  untuk  mengoptimalkan  kemampuan  anak. 
Perkembangan motorik kasar seorang anak pada usia 3 tahun adalah melakukan gerakan sederhana seperti berjingkrak, melompat, berlari ke sana ke mari dan ini menunjukkan kebanggaan dan prestasi.
Sedangkan usia 4 tahun, si anak tetap melakukan gerakan yang sama, tetapi sudah berani mengambil resiko seperti jika si anak dapat naik tangga dengan satu kaki lalu dapat turun dengan cara yang sama dan memperhatikan waktupada setiap langkah. Lalu, pada usia 5 tahun si anak lebih percaya diri dengan mencoba untuk berlomba dengan teman sebayanya atau orang tuanya.
Sebagian ahli menilai bahwa usia 3 tahun adalah usia bagi anak dengan tingkat aktivitas tertinggi dari seluruh masa hidup manusia. Sebab tingkat aktivitas yang tinggi dan perkembangan otot besar mereka (lengan dan kaki) maka anak-anak pra sekolah perlu olah raga seharí-hari. Adapun perkembangan keterampilan motorik halus dapat dilihat pada usia 3 tahun yakni kemampuan anak-anak masih terkait dengan kemampuan bayi untuk menempatkan dan memegang benda-benda. Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat seperti bermain balok, kadang sulit menyusun balok sampai tinggi sebab khawatir tidak akan sempurna susunannya.

Sedangkan pada usia 5 tahun, mereka sudah memiliki koordinasi mata yang bagus dengan memadukan tangan, lengan, dan anggota tubuh lainnya untuk bergerak.Hal ini tidak terlepas dari ciri anak yang selalu bergerak dan selalu ingin bermain sebab dunia mereka adalah dunia bermain dan merupakan proses belajar. Mulai sejak si anak membuka mata di waktu pagi sampai menutup mata kembali di waktu malam, semua kegiatannya dilalui dengan bergerak, baik bolak-balik, berjingkrak, berlari maupun melompat. Dalam kaitan ini, anak bukanlah miniatur orang dewasa karena mereka melakukan aktivitas berdasarkan kematangan dan kemampuan yang sesuai usianya.
Karakter seorang anak terbentuk terutama pada saat anak berusia 3 hingga 10 tahun. Adalah tugas kita sebagai orang tua untuk menentukan input seperti apa yang masuk ke dalam pikirannya, sehingga bisa membentuk karakter anak yang berkualitas. Karakter adalah sesuatu yang dibentuk, dikonstruksi, seiring dengan berjalannya waktu dan semakin berkembangnya seorang anak.
Anak itu ibarat kanvas putih bersih. Diberi goresan hitam, ia akan menjadi hitam. Diberi goresan kuning, ia akan  menjadi kuning. Atau yang lebih tepat, anak itu ibarat lempung. Dan lembaga PAUD serta orang tua, orang-orang dewasa di sekitarnya, adalah yang membentuk lempung itu. Akan berbentuk apa lempung itu, hal itu tergantung pada orangtua dan pendidikan yang membentuknya. Ini berkaitan dengan bagaimana dan cara yang harus dilakukan agar anak didik dari tingkat dasar hingga tingkat tinggi dapat menginternalisasi, menjalankan, dan terus menjadikan pegangan dalam kehidupan. Ada 18 karakter yang dapat ditanamkan dalam kehidupan anak-anak. Diantaranya; religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta Tanah Air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Perkembangan pada anak juga akan menghasilkan perubahan yang bersifat kualitatif yang berfungsi tidaknya organ-organ tubuh. Perkembangan dapat juga dikatakan sebagai suatu urutan perubahan yang bersifat saling mempengaruhi antara aspek-aspek fisik dan psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh, anak diperkenalkan bagaimana cara memegang pensil, membuat huruf-huruf dan diberi latihan oleh orang tuanya. Kemampuan belajar menulis akan mudah dan cepat dikuasai anak apabila proses latihan diberikan pada saat otot-ototnya telah tumbuh dengan sempurna, dan saat untuk memahami bentuk huruf telah diperoleh. Dengan demikian anak akan mampu memegang pensil dan membaca bentuk huruf. Melalui belajar anak akan berkembang, dan akan mampu mempelajari hal-hal yang baru. Perkembangan akan dicapai karena adanya proses belajar, sehingga anak memperoleh pengalaman baru dan menimbulkan perilaku baru.
pada lembaga pendidikan anak mungkin akan :
•           Belajar berkawan dengan teman sebaya. Pada masa ini anak dituntut untuk mampu bergaul, bekerjasama dan membina hubungan baik dengan teman sebaya, saling menolong dan membentuk kepribadian sosial
•           Belajar menguasai keterampilan-keterampilan intelektual dasar yaitu membaca, menulis dan berhitung. Untuk melaksanakan tugasnya di sekolah dan perkembangan belajarnya lebih lanjut, anak pada awal masa ini belajar menguasai kemampuan membaca, menulis dan berhitung.
•           Pengembangan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Agar dapat menyesuaikan diri dan berperilaku sesuai dengan tuntutan dari lingkungannya, anak dituntut telah memiliki konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
•           mengembangkan moral, nilai dan hati nurani. Pada masa ini anak dituntut telah mampu menghargai perbuatan yang sesuai dengan moral dan dapat melakukan kontrol terhadap perilakunya sesuai dengan moral.
•           Memiliki kemerdekaan pribadi. Secara berangsur-angsur anak dituntut memiliki kemerdekaan pribadi. Anak mampu memilih, merencanakan, dan melakukan pekerjaan atau kegiatan tanpa tergantung pada orang tua
•           Mengembangkan Bahasa, yang merupakan sarana berkomunikasi dengan orang lain. Melalui bahasa,anak dapat menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau gerak. Gangguan pendengaran dapat membuat kemampuan anak untuk mencocokkan suara dengan huruf menjadi terlambat. Bahasa anak mulai menjadi bahasa orang dewasa setelah anak mencapai usia 3 tahun. Pada saat itu ia sudah mengetahui perbedaan antara ”saya”, ”kamu” dan ”kita”. Pada usia 4-6 tahun kemampuan berbahasa anak akan berkembang sejalan dengan rasa ingin tahu serta sikap antusias yang tinggi, sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan dari anak dengan kemampuan bahasanya. Kemampuan berbahasa juga akan terus berkembang sejalan dengan intensitas anak pada teman sebayanya. Dengan memperlihatkan suatu minat yang meningkat terhadap aspek-aspek bahasa tulis, ia senang mengenal kata-kata yang menarik baginya dan mencoba menulis kata yang sering ditemukan. Anak juga senang belajar menulis namanya sendiri atau kata-kata yang berhubungan dengan sesuatu yang bermakna baginya. Antara usia 4 dan 5 tahun, kalimat anak sudah terdiri dari empat sampai lima kata. Mereka juga mampu menggunakan kata depan seperti ”di bawah”, ”di dalam”, ”di atas” dan ”di samping”. Antara 5 dan 6 tahun, kalimat anak sudah terdiri dari enam sampai delapan kata. Mereka juga sudah dapat menjelaskan arti kata-kata yang sederhana, dan juga mengetahui lawan kata. Mereka juga dapat menggunakan kata penghubung, kata depan dan kata sandang.
•           memiliki minat dan motivasi untuk bergaul
•           Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial.
•           Memainkan peran sosial yang dapat diterima
•           Mengembangkan psikomotorik
•           Menambah wawasan dan pengetahuan intellegen
•           Mandiri
Sangat penting untuk memasukan anak kelembaga pendidikan anak usia dini untuk membentuk pribadi anak yang mudah bergaul, mengembangkan kreatifitas menggali potensi yang ada pada anak sebelum memasuki ke sekolah dasar. Untuk kedepan agar para orang tua lebih memeperhatikan pendidikan dasar anak sebelum melangkah ke jenjang pendidikan selanjutnya.




 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar